Halaman ini adalah mirror artikel yang pernah ada pada situs NikeArdilla (dot)net.


Untuk Sekolah Luar Biasa
08 Nopember 2006



UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA

Nike Ardilla,meskipun nampaknya masih lebih berkiprah pada masalah duniawi,mengingat usianya amat muda serta dipengaruhi lingkungannya yang glamour,namun sesungguhnya patut diacungi jempol. Betapa tidak.Kepopuleran nama yang dalam waktu relatif singkat melambung –didukung sanjungan para penggemar serta produser yang mengiminginya dengan jaminan materi yang tinggi,namun toh diantara kehidupannya,ia tetap dekat dengan landasan religius sebagai seorang muslimah yang cukup baik.


Menurut keterangan sahabat-sahabat terdekatnya,Nike tetap menjalani ibadah sesuai agama Islam.Di mobilnya ia menyiapkan seperangkat alat sholat,sajaddah,mukena,tasbih,dan kitab Yassin. Perilaku yang terpuji lainnya,adalah sikapnya yang tidak membeda-bedakan antar sesama manusia.Ia bisa saja bergaul dengan tukang becak atau baso,selain dengan anak jendral atau gubernur.

Demikian pun Nike sering membantu atau membagi rezeki yang disapatnya kepada fakir miskin,keluarga ,atau rekan-rekannya yang memerlukan bantuan materi dan sebagainya. Bahkan sering sebagian rezekinya disumbangkan untuk masjid,baik di Bandung,Ciamis,atau pun tempat lain.Meskipun terkadang ia tidak punya uang sama sekali,dan harus mencarinya kepada orang lain yang dirasanya mempunyai hubungan kerja dengan dia.
Tingkahnya yang amat sosial ini terkadang diingatkan kedua orangtuanya,agar jangan terlalu boros.Harus memikirkan masa depan.Namun Nike hanya menjawab tertawa,bahwa rezeki itu akan diperoleh kalau kita ulet berusaha.

SLB Yayasan Wawasan Nusantara
Murid-murid SLB Wawasan Nusantara bagian C,serentak menjawab : “Sayang….” Ketika ditanya apakah mereka sayang Nike?
Tidak banyak yang mengerti kalau Teteh tercinta Nike Ardilla telah meninggal.Hanya empat murid,Asep,Irma,Elsi,dan Eric yang mengetahui hal itu.

“Saya ingat waktu Teteh bawa kue banyak sekali,” kata Asep dengan susah payah.Bocah ini ingat ketika Nike merayakan ulang tahun yang ke-17.Termasuk alunan suara dan belaian sayang Nike pada keningnya,hal yang sering dilakukan Nike,setiap kali mengunjungi sekolah ini. SLB yang berdiri di dekat rumah Nike,memang merupakan obsesinya sejak lama.

“Anak tetangga kami ada yang terbelakang mentalnya,Neng sering memperhatikan anak itu.Nike pun bertanya kepada kerabatnya,tentang dimanakah anak itu kelak sekolah.,dan dijawab bahwa anak itu kelak sekolah di sekolah khusus (SLB). Kata Neng Nike,kalau dia punya duit banyak akan membuat sekolah untuk mereka. “Neng kepingin mereka pintar seperti anak-anak lain,” kata Nike.
Kebetulan uwak Soekarjo,paman Nike guru SLB.Berkat bantuannya,sekolah itu berhasil didirikan Nike.Sekolah dengan 50 siswa ini,berada di bawah Yayasan Pendidikan Wawasan Nusantara,tersebar di tiga tempat.Parakan Saat,Pagarsih,dan Cipedes (Sukajadi),Bandung.

Sepeninggal Nike,sekolah ini bakal terus dikelola oleh keluarga Nike.Kenangan dan kebanggaan Nike akan sekolah ini,tak mungkin lekang oleh kematiannya.Kelak,suatu saat anak-anak yang pendidikannya bagian dari tanggung jawab dan sikap kemanusiaan Nike,akan mengerti bahwa Teteh mereka tercinta telah pergi.
Keceriaan yang diterima siswa di sekolah ini,biar bagaimanapun merupakan kemulyaan dan usaha Nike yang tidak sia-sia.

Sekretaris

Yayasan Wawasan Nusantara didirikan tahun 1990 diketuai oleh Sutarjo,menempatkan Nike sebagai sekretaris,sekaligus sebagai penyandang dana.Nike menyantuni yayasan ini dengan dana rutin perbulan sebesar Rp.500.000,-,belum termasuk berbagai kebutuhan lain. Ia juga membelikan sebidang tanah seharga Rp.100 juta dan biaya pembangunannya sebesar Rp. 20 juta.

SLB yang bernaung di yayasan ini,sampai saat ini (th 1996-an) menampung 80 anak-anak tuna wicara dan tuna grahita,dengan tenanga pengajar sejumlah 22 orang. Kepala sekolah SLB bagian B dan C,mengatakan,bahwa pemikiran Nike sebagai sekretaris yayasan dibuktikannya dengan kesungguhanNike berpesan kepada siswa siswi sekolah tersebut agar rajin belajar dan jangan putus asa,sebab hanya orang-orang yang mau bekerja keraslah yang bisa sukses.

Moerdiono
Sementara itu Mensekneg Mordiono (skrg udah mantan) pada kesempatan pertemuan dengan pengurus ASIRI,menyarankan sebaiknya para musisi dan produser yang menciptakan lagu-lagu yang berhubungan dengan musibah Nike Ardilla,agar memberikan hasil keuntungan dari usaha itu kepada Yayasan Wawasan Nusantara rintisan almarhumah Nike Ardilla. Saran itu sangat diperhatikan oleh mereka,terbukti adanya pernyataan di mass media tulis,Deddy Dores dan rekan-rekannya berjanji akan menyumbangkan karya-karya mereka sebagaimana yang diusulkan Moerdiono.



Foto / Image pendukung, mungkin tidak sepenuhnya ada; dikarenakan adanya keterbasatan space pada server ini.

back...