Halaman ini adalah mirror artikel yang pernah ada pada situs NikeArdilla (dot)net.
Kenangan Guru2 Nike Ardilla
19 Desember 2004
GUNAWAN YS :
(Guru kesenian di SMP 30 Bandung,
tahun ajaran 1988-1989, di kelas I sampai tamat SMP.
DIA (Nike Ardilla -red) jadi anak didik saya dibidang pelajaran
kesenian, seni musik, dan seni rupa. Dia biasa saja. Tidak terlalu istimewa.
Kelebihannya ada pada semangat dan bakat. Dia punya dasar suara cukup bagus.
Kelas dua bakat menyanyinya mulai muncul. Bakat seninya itu nampak lebih
jelas ketika dia rajin mengikuti kegiatan kepramukaan. Ada kenangan lucu
dan mengesankan buat saya. Ceritanya waktu itu Nike kelas dua. Karena dia
punya kemampuan di bidang vokal, kami ikutkan dia festival nyanyi antar
SMP. Dia kami kirim sebagai duta dari SMP 30. Segalanya sudah kami urus.
Pokoknya sudah siap berlaga. Kekuatan untuk mendorong semangat pun sudah
kami siapkan. Kami dan orang tua Nike beserta rombongan, teman-teman sekelasnya
kami boyong ke tempat festival. Tapi apa yang terjadi?
==========to be continued======================
Catatan : Sedih banget nih kisahnya, nggak sanggup gue ngetiknya.
JULAEHA :
(Guru BP SMP 30 Bandung. Mengajar sejak tahun 80'an.
Jadi guru BP Nike Ardilla di kelas III)
Nike anak baik, ramah, sopan, dan sederhana. Saya cukup mengenal siapa
Nike. Meski dia sudah lepas dari SMP 30 ini, waktu mendengar suara sumbang
dan berita di majalah yang agak negatif, saya tidak percaya kalau Nike seperti
yang dibicarakan dan diberitakan itu. Dulu saya pernah kirim surat ke Nike.
Saya berharap setelah membaca surat itu, andai kata isu itu benar, mudah-mudahan
dia bisa berubah. Sebagai seorang pendidik, rasanya saya masih punya kewajiban
dan tanggung-jawab. Tapi, entah kenapa surat saya itu tidak dibalas. Mungkin
dia sibuk. Hanya ucapan terima kasih dari Nike yang disampaikan pada saya,
lewat saudaranya, bahwa surat sudah diterima.
Walau dia sudah jadi orang terkenal, setiap kali ketemu dengan kami, sangat
sopan dan hormat, tidak sombong. Bahkan waktu Nike tampil di teve, menerima
penghargaan, saya terharu sekali. Tanpa saya sadari saya menangis.
Tapi kok secepat itu dia dipanggil kepangkuan-Nya. *orang baik, memang cepat
dipanggil.
Hubungan saya dan Nike, tanpa ada keterikatan materi sedikitpun, murni dari
hati yang paling dalam. Waktu mendengar Nike meninggal, langsung tubuh ini lemas.
Saya tak mampu menahan tangis. Tapi saya sengaja tak mau datang ke rumah
duka. Saya takut kalau datang kerumahnya, dianggap hanya ingin mendapatkan
bingkisan yang memang disediakan bagi yang datang. *ini baru guru!
Nike yang anaknya agak pemalu dan tidak banyak bicara, tapi suka humor.
Disamping itu supel, pandai bergaul. Disekolah dia paling banyak teman.
Untuk pelajaran, memang tidak istimewa, biasa-biasa saja. Sebetulnya Nike
anaknya cerdas. Tapi dia sering tidak masuk lantaran urusan rekaman,
show, dan syuting, akibatnya ketinggalan pelajaran. Dia juga sering
saya panggil dan ditanya, dia tidak jawab. Paling dia mesem-mesem. *dasar! :))
Melihat wajahnya yang imoet-imoet, saya nggak bisa marahi. Setelah lulus
SMP, dia masih suka datang berkunjung menemui guru-gurunya. Dia juga suka
ngobrol dengan adik kelasnya. Itu yang paling saya suka.
DRS. DEDE HIDAYAT :
( Guru SMP 30 BANDUNG, mengajar sejak tahun 80'an.
Mengajar Nike di kelas III, dalam pelajaran Agama Islam)
NIKE dalam penilaian saya, anaknya penurut. Kemampuan mangajinya sama
seperti murid lainnya. Sewaktu saya tugas di BP, dia pernah kena tegur sama
saya dua kali, lantaran lama tidak masuk karena kesibukan shownya.
Bahkan orangtuanya pernah kami panggil ke sekolah. Waktu itu Nike mau menghadapi
ujian. Jadi kami mohon untuk mengurangi absensinya. Menurut saya Nike anaknya
pandai. Kalau toh nilai pelajarannya menurun, itu karena sering tidak
masuk. Dia anak baik dan cerdas. Buktinya waktu saya tes ujian lisan,
ngaji (baca Al-qur'an), lancar, sembahnyang pun tekun. Selain rajin mengikuti
pelajaran, rajin pula mengikuti ekstra kurikuler dalam bidang olah-raga lumayan,
nyanyi suaranya oke punya.
Waktu dia sudah keluar dari SMP 30, dan jadi orang terkenal, saya ikut bangga.
Saya ikut tersinggung bila mendengar gosip tentang dirinya. Itu karena sedikit
banyak saya tahu Nike. Kenangan saya dengan almarhumah Nike cukup banyak.
Dia bukan saja baik, jiwa sosialnya tinggi dan sangat perhatian pada keluarga
dan teman-temannya. Kebaikannya tulus, seperti yang telah dilakukan dengan
mendirikan SLB. Saya salut dan sangat terharu. Saat pertama mendengar kabar
Nike meninggal, saya sempat terkejut, kaget dan tak percaya.
*kaget& terkejut bukannya sama? :))
Saya pikir itu hanya gossip. Ternyata berita itu benar!. Memang semua itu
takdir Allah. Padahal nama Nike sedang melambung, bagaimana kami tidak terkejut
kalau tiba-tiba meninggal. Semoga amal dan perbuatan baiknya di terima Allah.
Kami yang ditinggalkan akan selalu mendo'akan.
Artikel sumbangan dari : MELFA RIZA, Bukittinggi.
Foto / Image pendukung, mungkin tidak sepenuhnya ada;
dikarenakan adanya keterbasatan space pada server ini.
back...